Mandi pucuk untuk calon pengantin wanita di Aceh
adalah salah satu adat budaya "keuneubah endatu" orang Aceh yang
sekarang sudah jarang di lakukan. Upacara ini biasanya di lakukan sehari
sebelum pengantin wanita menikah dengan calon suaminya, dan di lakukan di rumah
pengantin wanita. Tradisi mandi pucuk ini masih di praktekkan oleh sebagian
besar masyarakat Aceh bagian Selatan hingga sekarang. Sebelum di mandikan,
biasanya diadakan pengajian, dan tarian budaya yang melantunkan doa-doa untuk
pengantin. Sebelum di mandikan, pengantin wanita terlebih dahulu di tepung
tawari (peusijuk) oleh keluarganya. Suasana haru terlukis dengan jelas saat ibu
sang pengantin memulai memandikan calon pengantin. Syair yang biasa di
lantunkan dalam acara mandi pucuk ini adalah:
Friday, October 19, 2012
Monday, July 30, 2012
HAKIKAT PUASA DAN KEGIATAN DI DALAMNYA
Gambar dari google |
Salam yaa Ramadhan
Ramadhan yaa salam
Salam yaa Ramadhan
Ramadhan ya ramadhan..
Begitulah lirik lagu yang dinyanyikan artis Aurel
Hermansyah. Syair tersebut menyiratkan tentang bahagianya menyambut bulan suci
Ramadhan. Bulan Ramadhan yang memiliki banyak kelebihan, dimana pada bulan ini
Allah SWT mendiskonkan pahala kepada umat-Nya yang mau beribadah secara
besar-besaran. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan keampuanan, bulan
suci, bulan dakwah dan sebagai Umat Nabi Muhammad SAW sudah sepantasnya kita untuk
memuliakan bulan ini. Memuliakan bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan
mengerjakan apa yang diperintah oleh Allah SWT yaitu perintah berpuasa selama
sebulan penuh, shalat tarawih, menyantuni anak yatim, bersedekah, bertadarus
(membaca Al-Qur’an) di Mesjid-mesjid atau di Surau-surau (Meunasah – Aceh
red) atau melakukan hal-hal positif lainnya. Perintah berpuasa jelas tersurat
dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya:
Tuesday, July 17, 2012
PEMERINTAHAN ACEH DARI ERA MONARKI SAMPAI DEMOKRASI
Selama kurun waktu 7 Abad terakhir
[1496-2007], Aceh sudah di pimpin oleh sedikitnya 57 putra-putri terbaik. Pada
masa pra Kemerdekaan [1496-1903] Aceh yang berada di bawah Pemerintahan
Monarki, Kerajaan Aceh di pimpin oleh Sultan/ Sultanah (Sri Ratu). Sedangkan
pada Era Kemerdekaan [1945-2007], Aceh di pimpin mulai oleh Seorang Residen,
Gubernur Militer, Gubernur Kepala Daerah, Pejabat Gubernur, dan Kepala
Pemerintahan Aceh.
1. Periode Sultan Aceh
Ada beberapa Sultan/ Raja dan Ratu yang memimpin Aceh, yaitu:
- Sultan Ali Mughayat Syah [1496-1528]
- Sultan Salahuddin [1528-1537]
Tuesday, April 24, 2012
ASAL MULA KATA “MEUREUDU MATA HUE SU MEU TAGA"
Dalam babat sejarah Kerajaan Aceh Darussalam, Negeri
Meureudu memegang peranan penting. Bahkan ketika terjadi kekacauan di pusat
kerajaan, Meureudu pernah diusulkan menjadi pusat pemerintahan alternatif.
Ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa (1607-1636) di kerajaan Aceh Darussalam
Negeri Meureudu semakin di istimewakan. Negeri Meureudu menjadi satu-satunya
daerah di Kerajaan Aceh yang bebas dari aturan kerajaan. Hanya satu kewajiban
Meureudu saat itu menyediakan persediaan logistik (beras) untuk kebutuhan
Kerajaan Aceh. Dalam
perjalanan tugas Iskandar Muda ke daerah Semenanjung Malaka tahun 1613, singgah
di Negeri Meureudu, menjumpai Tgk Muhammad Jalaluddin, yang terkenal dengan
sebutan Tgk Ja Madainah. Dalam peraturan politik Kerajaan Aceh Negeri Meureudu
juga memegang peranan penting. Hal
ini sebagaimana tersebut dalam Qanun Al-Asyi atau Adat Meukuta Alam, yang
merupakan Undang-undang (UU) Kerajaan Aceh. saat Aceh dikuasai Belanda dan
mesjid Indra Puri direbut, dokumen undang-undang kerajaan itu jatuh ke tangan
Belanda. Oleh K F Van Hangen, dokumen itu kemudian diterbitkan dalam salah satu
majalah yang terbit di Negeri Belanda.
Thursday, April 5, 2012
Hikayat Rosdiana Binti Abdul Manaf
Amma ba’du mulai kisah
Haba tapeugah keu sidroe Dara
Nyak Rosdiana asli nan sah
1988 pah lahe u donya
Nama di Ayah Abdul Manaf
Bunda mutuah Sakdiah nama
Na limoeng syedara bungong siulah
Saboh Ma saboh Yah dalam keluarga
Teuma yang keu phone geu’hei le Ayah
Aneuk mutuah Fuadi nama
Aduen Yusrizal permata Ayah
Aneuk yang meugah lahe keudua
Subscribe to:
Posts (Atom)