Inikah yang terbaik untuk hamba ?
Engkau kembali menguji kesabaran hamba..
-------------
Antara keluarga dan kerja. Sungguh Marcel adalah gadis yang sangat tabah, dia rela melewatkan kesempatan kerja yang ditawarkan karena bertepatan dengan hari pemanggilan untuk mengikuti tes kerja, Neneknya di jemput Allah SWT.. Sungguh berita duka bercampur senang yang dia terima di hari dan waktu yang sama. Bingung bercampur sedih karena di tinggal nenek tercinta. Apa yang harus di lakukannya sekarang ?
Dia begitu menyanyangi neneknya, juga dia sudah begitu lama mendambakan pekerjaan tersebut. Kenapa dua maslah timbul dalam satu waktu. Itulah pertanyaan yang muncul di benak Marcela saat itu. Akhirnya dengan berat hati dia menolak mengikuti tes kerja dan dia memilih mengikuti prosesi pemakaman neneknya.
Hari berganti hari semua dilaluinya dengan berlapang dada, berharap pekerjaan itu bukan yang terbaik untuk dirinya. "Positif thinking" itulah yang selallu diamalkannya. Dia yakin Allah mempunyai rencana yang lebih baik lagi untuk dirinya. Tepat pada hari ketujuh meninggalnya sang nenek (seneujoh) tiba-tiba handphonenya kembali berdering dengan berita yang sama yaitu, dia kembali di panggil untuk mengikuti tes kerja, memang bukan di tempat yang sama seperti kemarin. Sebelumnya Marcela pernah melamar kerja ke beberapa perusahaan swasta dan BUMN, namun belum satupun yang terpanggil. Hari meninggalnya nenek merupakan panggilan kerja pertamanya dan terpaksa di tolaknya.
Kesempatan kerja yang kedua pun membuat dirinya gundah dalam memutuskan. Karena hari itu senujoh neneknya. Tidak mungkin dia meninggalkan kenduri dan dia pergi untuk kepentingan dirinya. Sangatlah egois aku , pikir Marcela.
Kenduri di adakan di rumahnya,. Banyak para tamu termasuk saudara juga sahabatnya berdatangan berbela sungkawa.
Kembali hari-harinya dilalui seperti biasa. Setelah dua bulan kemudian, tepatnya seminggu sebelum sepupunya menikah dia kembali di panggil untuk mengikuti tes kerja. Dengan senang hati dia mengikuti tes tersebut dan akhirnya dia lulus dalam tes itu, dia di terima sebagai salah satu karyawan di perusahaan itu.
Kamu di terima dan hari senin ini kamu mulai masuk kerja, kata Managernya itu.
Iya pak, kata Marcela.
Sepulangnya ke rumah, dia memikirkan ternyata hari senin bertepatan dengan hari pernikahan juga sekaligus pesta perkawinan kakak sepupunya. Ya Tuhan.. Kenapa kesempatan itu selalu ada halangannya. Marcela kembali harus membuat keputusan, akhirnya dengan berat hati dia kembali lebih memilih berkumpul dan bersuka cita dengan keluarga besarnya di pesta perkawinan sepupunya itu. Sebenarnya hatinya sangat sedih, namun dia berusaha untuk tegar, demi orang-orang yang di sayanginya..
dan kini..
Ibu, hari ini Marcela di panggil di sebuah perusahaan swasta untuk mengikuti tes kerja, kata Marcel suatu ketika kepada Ibunya..
"Memang gajinya di situ berapa ? Tanya Ibu "
Marcel belum tahu bu, karena kan belum di tes dan belum ada kontrak kerja.
Ibu menginginkan dia bekerja di kantor pemerintahan. Karena menurut Ibu marcel, bekerja di kantor pemerintahan walaupun sebagai "pegawai bakti" namun masa depan terjamin. Dari pegawai bakti akan di angkat menjadi "honorer" dan setelah itu akan di angkat menjadi pegawai tetap. Begitu awam pemikiran sang Ibu.
Dulu Ibu menginginkan Marcela kuliah di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan) dan menjadi sebagai seorang guru saja, namun karena Marcel tidak suka menjadi guru, maka kantoranlah yang akhirnya di pilih. "Kerja kantoran itu capek nak, kata Ibu
"Kamu ga bisa mengurusi keluargamu dengan baik nanti, juga lapangan pekerjaan di kantoran untuk wanita tidak begitu besar, tidak sama dengan guru, kata Ibu Marcel kala itu ketika dia baru saja selesai mendaftar di salah satu Perguruan Tinggi. Namun Marcela tetap pada pendiriannya, dia tidak suka menjadi seorang guru.
Dan dengan berbagai alasan dari Ibunya, akhirnya Marcela tidak jadi mengikuti tes di perusahaan tersebut. Dengan lapang dada dia terima semua keputusan Ibunya.
" Ibu telah meminta bantuan sama cekmu (paman) yang bekerja di Kantor Bupati, siapa tahu dia bisa membantumu masuk kerja di kantor itu"
Marcela hanya mengangguk pertanda menyetujui pernyataan Ibunya.
Tapi bu, sambil menunggu keputusan dari paman ada dan tidaknya kerja, apa Marcel gak sebaiknya kerja di tempat lain dulu ??
Seketika Ibunya marah, dan mengatakan bahwa kenapa kamu tidak bisa bersabar??
Ibu yakin kamu akan segera mendapatkan pekerjaan yang terbaik, Ibu selalu mendoakan dirimu nak..
Marcela menyesal atas ucapannya....
kini dia hanya menunggu dan menunggu
Rumoh Aceh (Senin, 23012012 / 20:20)
by. Rose Dyana Manaf
i'm sorry
ReplyDeletegood bye.. heheee
Deletekenapa mementingkan keluarga,toh tes cuma sebentar,,
ReplyDeletepada saat itu, bingung menguasai dan meracuni pikirannya
DeleteSaleum,
ReplyDeleteDuuuhh.. capeknya menunggu, pinggang pegel, pulsa habis dan sebagainya, andai pohon durian berbuah tiap hari, tentu tidak menjemukan kalau mesti menunggu...
ya bg..
Deleteseandainya itu jadi kenyataan yaa?
hmm