anganku kian memuncak
saat engkau mengatakan “kaulah mawarku”.
Alamak…
Girangnya hatiku bukan kepalang
Seakan ribuan malaikat turun dari syurga, menggandeng tanganku, dan mengajakku terbang ke nirwana. Dengan disaksikan awan yang bergumul dan sahutan kicauan burung.
Hatiku bernyayi riang.
“Aku juga rihoen”, katamu.
Seakan ada aliran tegangan listrik yang mengalir hingga masuk ke telingaku
Dengan begitu lembut dan penuh kehangatan.
Di ujung telepon pagi itu seakan mataku ingin kupejamkan mata dan telingaku
kututup serapat mungkin
agar keindahan ini tidak terusik oleh apapun dan terdengar oleh telinga telanjang manapun.
Anganku kian memuncak, hingga terdengar tangis suara keponakanmu
Dan membuyarkan semuanya.
Aku masih ingin mendengar kata itu.
Rumoh Aceh, (Senin, 23012012 / 19:40)
By. Rose Dyana Manaf
Saleum,
ReplyDeletesemoga saja dek.... tapi ada baiknya jgn terlalu cepat menjatuhkan hati, ingat2 peristiwa yg lalu juga
bagus dan terus berkarya yang bermakna
ReplyDeleteterimakasih sobat.. insya allah
Delete