Saturday, July 23, 2011

Kebijakan Moneter Menurut Islam



              Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Jumlah uang yang beredar dalam analisis ekonomi makro, memiliki pengaruh penting terhadap tingkat output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga- harga uang yang beredar terlalu tinggi akan mengakibatkan inflasi.
              Kebijakan moneter dalam perekonomian modern dilakukan dengan berbagai instrumen, yaitu operasi pasar terbuka (open market operation), imbauan modal, penentuan tingkat bunga dan besarnya cadangan wajib dalam sektor perbankan.[1] Pada instrumen moneter Islam ada beberapa pandangan diantaranya menurut mazhab pertama (Iqtisaduna), mazhab kedua (Mainstream), dan mazhab ketiga (Alternatif). Sektor yang paling berperan dalam kebijakan moneter adalah sektor perbankan. Melalui pengaturan sektor perbankan itulah, pemerintah menerapkan kebijakan- kebijakan moneternya dengan menggunakan instrumen –instrumen yang telah dijelaskan diatas.
Add caption
              Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah mengajarkan banyak hal kepada kita, perekonomian Indonesia yang ikut terseret dalam pusaran krisis yang berkepanjangan, ditenggarai oleh kebijakan moneter yang tidak efektif. Keterlibatan IMF dan Bank Dunia membantu keadaan semakin parah. Itulah antara lain yang membuat efektifitas kebijakan moneter dalam mengelola perekonomian banyak diperdebatkan para ahli. Salah satu penyebab ketidakefektifan itu adalah digunakannya suku bunga perbankan sebagai salah satu kebijakan moneter .[2]
              Bunga merupakan sumber permasalahan yang mengakibatkan perekonomian tidak stabil, karena bunga merupakan instrumen yang menyebabkan ketidak seimbangan sektor riil dan moneter.

*.  PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER
              Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar.[3] Jumlah uang yang beredar dalam analisis ekonomi makro, mempunyai pengaruh penting terhadap tingkat output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga- harga, jika uang yang beredar terlalu tinggi tanpa disertai dengan kegiatan produksi yang seimbang akan  berakibat kenaikan harga barang dan jasa atau yang dikenal dengan inflasi.

 *. SASARAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN MONETER DALAM ISLAM       
              Kestabilan makroekonomi merupakan hasil dari sebuah upaya yang konsisten dan integral yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah melalui kebijakan moneter, perbankan, dan fiskal. Di bidang moneter, strategi kebijakan moneter untuk secara konsisten diarahkan pada kestabilan harga melalui  pencapaian target inflasi jangka panjang dengan tetap memberikan ruang gerak pada pemulihan ekonomi jika inflasi bergerak pada arah yang kondusif. Di bidang perbankan, restrukturisasi dan reformasi sektor perbankan terus dilakukan untuk memperbaiki struktur neraca sekaligus memperkuat infra struktur menuju sistem perbankan yang tangguh yang ikut memberikan kontribusinya dalam menciptakan stbilitas sistem keuangan.
              Kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Indonesia adalah untuk mengendalikan laju inflasi dan membantu kestabilan nilai tukar karena stabilitas harga merupakan  prasyarat bagi pemulihan dan kelancaran roda perekonomian. Dalam  proses perubahan struktural  yang terus berlangsung, pengendalian moneter dengan menggunakan intermediate target base money menjadi kurang efektif, terutama karena tranmisi kebijakan moneter masih terus berubah dan hubungan antara intermediate target dengan inflasi sebagai final target selalu berubah.
              Dalam kondisi yang demikian, salah satu alternatif yang dilakukan adalah mentargetkan secara langsung kepada sasaran akhir kebijakan moneter yaitu inflasi atau yang sering disebut sebagai inflation targeting. Inflation targeting adalah sebuah kerangka kebijakan yang dicirikan paling tidak oleh tiga hal yaitu kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai target inflasi yang diumumkan secara eksplisit kepada publik, kebijakan moneter dilakukan dengan merespon perkembangan inflasi kedepan dan kebijakan moneter dilakukan secara transparan dengan akuntabilitas yang terukur.

 *. INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER DALAM ISLAM
  1. Instrumen Moneter Konvensional
              Bank sentral dalam melakukan implementasi kebijakannya mempunyai empat macam instrumen (alat) utama yaitu:

  1. Operasi pasar terbuka (Open Market Operation) atau OMO
              Operasi pasar terbuka adalah pembelian dan penjualan sekuritas pemerintah (government securities) yang dilakukan oleh bank sentral. Sekuritas tersebut biasanya berbentuk obligasi. Pada saat bank sentral melakukan kegiatan jual beli sekuritas pemerintah tersebut, perekonomian akan dipengaruhi oleh perubahan jumlah giro cadangan (reserve), institusi finansial, perubahan harga dan hasil (yield) sekuritas dan perubahan perkiraan (expectation), dari keseluruhan perekonomian.[4] Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan politik yang dilakukan oleh bank sentral dengan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat berharga.

  1. Tingkat diskonto (Discount Rate) atau fasilitas diskonto
              Instrumen kebijakan moneter ini berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki oleh bank- bank untuk meminjam uang secara langsung kepada bank sentral. Pinjaman tersebut biasanya berbentuk  direct advance atau over-draf yang di sekuritisasi dengan aset-aset tertentu (bisanya sekuritas pemerintah)  pada saat sekarang. Biaya peminjaman (bunga) dari pinjaman itulah yang disebut sebagai ‘Discount Rate’ atau fasilitas diskonto.[5]
              Fasilitas diskonto ini juga membuat bank- bank yang kesulitan dapat memenuhi kekurangan cadangan musimannya (seasonal reserve deficiency) tanpa harus mengurangi portofolio peminjaman atau melakukan penyesuaian- penyesuaian lainnya. Ketersediaan kredit ini juga membebaskan bank- bank (terutama bank- bank kecil dan bank- bank rural yang biasanya kurang akses dan atau informasi terhadap pasar uang nasional) untuk harus memegang portofolio aset liquid (seperti jangka pendek pemerintah) yang mudah dijual untuk memenuhi kebutuhan peminjaman musiman. Fasilitas diskonto adalah salah satu kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral dengan menambah atau mengurangi jumlah uang dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga.[6]

  1. Ketentuan cadangan minimum (Reserve Requirement)
              Industri perbankan adalah salah satu industri yang paling banyak diatur oleh undang- undang. Salah satu bentuk pengaturan tersebut adalah ketentuan cadangan minimum atau RR yang biasanya ditetapkan berdasarkan undang- undang perbankan yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Kebijakan cadangan minimum adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank umum, dalam mengedarkan atau memberikan kredit kepada masyarakat.
              Peraturan RR ini dirancang untuk menjamin pemilik uang atau nasabah penyimpan (deposan) yang menyimpan uangnya di bank akan mendapatkan uangnya jika ia menarik simpanannya (deposit). Dalam praktiknya RR ini menenhtukan berapa besar persentase minimum dari dana simpanan deposan yang harus di cadangkan oleh bank baik didalam kasnya maupun pada rekeningnya dibank sentral.
d.  Himbauan Moral (Moral Suasion)
              Bank sentral dapat menggunakan himbauan moral untuk mendorong institusi finansial agar cenderung berpihak kepada kepentingan publik. Biasanya, biasanya bank sentral menggunakan himbauan moral untuk meyakinkan para banker dan manajer senior institusi- institusi finansial agar lebih memerhatikan  kepentingan jangka panjang daripada kepentingan jangka pendek institusinya. Contonya adalah pada saat terjadi inflasi, bank sentral dapat menyarankan pada institusi- institusi finansial agar mengurangi pemberian pinjaman (kredit) yang sekaligus juga bersifat mendinginkan perekonomian yang sedang panas (overheated)

  1. Instrumen Moneter Islam       
              Kebijakan moneter yang diformulasikan dalam sebuah perekonomian Islam adalah menggunakan cadangan uang dan bukan suku bunga, bank sentral harus menggunakan kebijakan moneter untuk menghasilkan suatu pertumbuhan dalam sirkulasi uang yang mencukupi untuk untuk membiayai pertumbuhan potensial dalam output dalam periode menengah dan panjang dalam kerangka harga yang stabil dan sasaran sosio ekonomi lainnya. Tujuannya untuk menjamin ekspansi moneter yang pas, tidak terlalu lambat tetapi tidak terlalu cepat, tetapi mampu menghasilkan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat.
a.       Mazhab pertama (iqtishaduna)
              Pada awal Islam dapat dikatakan bahwa tidak diperlukan suatu kebijakan moneter dikarenakan hampir tidak adanya sistem perbankan dan minimnya penggunaan uang, jadi tidak ada alasan yang memadai untuk uang hanya dipertukarkan dengan sesuatu yang benar- benar memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Transaksi seperti judi, riba dilarang dalam Islam sehingga keseimbangan seperti arus uang dan barang / jasa dapat dipertahankan. Jika diperhatikan, maka tampak bahwa perputaran uang dalam periode tertentu sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi pada rentang waktu yang sama.
              Menurut mazhab Iqtishaduna, instrument yang digunakan adalah berhubungan dengan konsumsi, tabungan dan investasi, serta perdagangan telah menciptakan instrumen otomatis untuk pelaksanaan  kebijakan moneter. Pada satu sisi sistem ini menjamin keseimbangan uanng dan barang/ jasa dan pasa sisi lainnya mencegah penggunaan tabungan untuk tujuan selain menciptakan kesejahteraan yang lebih nyata masyarakat.
b. Mazhab kedua (Mainstream)
              Tujuan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah maksimisasi sumber daya (resources) untuk kegiatan perekonomian  produktif. al- Quran melarang praktek penumpukan (Money hoarding) karena membuat uang tersebut tidak memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kekayaan yang menumpuk tersebut akan menjadikan sumber dana yang sebenarnya produktif menjadi tidak produktif. Oleh karena itu, mazhab ini merancang sebuah instrument kebijakan yang ditujukan untuk mempengaruhi kecilnya permintaan uang agar dapat dialokasikan pada peningkatan produktifitas, perekonomian secara keseluruhan.
c. Mazhab ketiga (Alternatif)
              Mazhab ini sangat banyak dipengaruhi oleh pemikir- pemikir ilmiah Dr. M.A. Choudhury. Sistem kebijakan moneter yang dianjurkan oleh mazhab ini adalah berdasarkan musyawarah sebelumnya dengan otoritas sektor riil. Jadi, keputusan- keputusan kebijakan moneter yang kemudian dituangkan dalam bentuk instrumen moneter biasanya adalah harmonisasi dengan kebijakan- kebijakan disektor riil.
              Menurut pemikiran yang ada pada mazhab ini, kebijakan moneter itu adalah repeated gamer in the game theory dimana bentuk kurva penawaran dan permintaan uang adlah seperti tambang yang melilit dan berlslope positif sebagai akibat dari know leadge induced process dan information sharing yang amat baik.[7]

*. KESIMPULAN
              Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Jumlah uang yang beredar dalam analisis ekonomi makro, mempunyai pengaruh penting terhadap tingkat output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga- harga, jika uang yang beredar terlalu tinggi tanpa disertai dengan kegiatan produksi yang seimbang akan  berakibat kenaikan harga barang dan jasa atau yang dikenal dengan inflasi.
              Kestabilan makroekonomi merupakan hasil dari sebuah upaya yang konsisten dan integral yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah melalui kebijakan moneter, perbankan, dan fiskal. Kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Indonesia adalah untuk mengendalikan laju inflasi dan membantu kestabilan nilai tukar karena stabilitas harga merupakan  prasyarat bagi pemulihan dan kelancaran roda perekonomian.
              Adapun kebijakan moneter dalam perekonomian modern dilakukan dengan berbagai instrumen yaitu:

1. Instrumen Moneter Konvensional
              Bank sentral dalam melakukan implementasi kebijakannya mempunyai empat macam instrumen utama yaitu:
  1. Operasi pasar terbuka (Open Market Operation) atau OMO

              Operasi pasar terbuka adalah pembelian dan penjualan sekuritas pemerintah (government securities) yang dilakukan oleh bank sentral. Sekuritas tersebut biasanya berbentuk obligasi.
  1. Tingkat diskonto (Discount Rate) atau fasilitas diskonto

              Instrumen kebijakan moneter ini berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki oleh bank- bank untuk meminjam uang secara langsung kepada bank sentral.


  1. Ketentuan cadangan minimum (Reserve Requirement)
              Industri perbankan adalah salah satu industri yang paling banyak diatur oleh undang- undang. Salah satu bentuk pengaturan tersebut adalah ketentuan cadangan minimum atau RR yang biasanya ditetapkan berdasarkan undang- undang perbankan yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Kebijakan cadangan minimum adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank umum, dalam mengedarkan atau memberikan kredit kepada masyarakat.

d. Himbauan Moral (Moral Suasion)
              Bank sentral dapat menggunakan himbauan moral untuk mendorong institusi finansial agar cenderung berpihak kepada kepentingan publik.

2. Instrumen Moneter Islam   
              Pada instrumen moneter Islam ada beberapa pandangan diantaranya:
  1. Mazhab pertama (Iqtisaduna)
              Pada awal Islam dapat dikatakan bahwa tidak diperlukan suatu kebijakan moneter dikarenakan hampir tidak adanya sistem perbankan dan minimnya penggunaan uang, jadi tidak ada alasan yang memadai untuk uang hanya dipertukarkan dengan sesuatu yang benar- benar memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
  1.  Mazhab kedua (Mainstream)
              Tujuan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah maksimisasi sumber daya (resources) untuk kegiatan perekonomian  produktif. al- Quran melarang praktek penumpukan (Money hoarding) karena membuat uang tersebut tidak memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
  1. Mazhab ketiga (Alternatif)
              Menurut pemikiran yang ada pada mazhab ini, kebijakan moneter itu adalah repeated gamer in the game theory dimana bentuk kurva penawaran dan permintaan uang adlah seperti tambang yang melilit dan berlslope positif sebagai akibat dari know leadge induced process dan information sharing yang amat baik


Makalah yang diseminarkan dalam mata kuliah Moneter Dalam Islam
By : Rosdiana Manaf, dkk
2009.















               
                [1]Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 261

               
[2] Ibid

                [3]http://abaqsa.blogspot.com, di akses tanggal 20 oktober 2009
               
[4]Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, edisi kedua, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 218
                 
[5]Ibid., hal. 222
               
[6]Hasan Ismail, http://hasanismail.blogspot.com/2009/06kebijakan-sektor-moneter-Islam.html, di akses pada tanggal 28 oktober 2009
               
[7]Mohammad Hidayat, http://MohammadHidayat.blogspot.com/2009/kebijakan sektor moneter Islam.html, di akses pada tanggal 28 oktober 2009.


No comments:

Post a Comment

Bagaimana menurut Sahabat?
Silahkan tinggalkan Komentar Tapi Jangan SARA Yach...!!! ^_^